Dosen : EKANING SETYARINI
Dalam artikel kali ini saya akan membahas tentang Laporan Analisis Keuangan suatu Perusahaan Jasa. Apa itu Perusahaan Jasa? Agar lebih tahu tentang Perusahaan Jasa kita lihat dulu apa itu Perusahaan Jasa.
Perusahaan jasa merupakan unit usaha yang kegiatannya memproduksi produk yang
tidak berwujud (jasa) dengan maksud meraih keuntungan. Akan tetapi, Perusahaan
jasa juga membutuhkan produk berwujud dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya.
Misalnya, Perusahaan angkutan menawarkan jasa transportasi kepada masyarakat.
Untuk mendukung usahanya, Perusahaan membutuhkan sarana transportasi berupa
mobil atau bus.
Dari pengertian di atas, Perusahaan jasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Dari pengertian di atas, Perusahaan jasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
A. Produk yang ditawarkan berupa benda tidak berwujud (jasa). Jasa merupakan sesuatu yang tidak bisa dilihat, tetapi manfaatnya bisa dirasakan.
B. Perusahaan dan konsumen kesulitan untuk mengukur tingkat harga jasa. Tingkat harga merupakan sesuatu yang bersifat tidak mutlak karena mahal atau tidaknya harga yang ditetapkan perusahaan tergantung tingkat kepuasan konsumen.
C. Produk yang ditawarkan tidak bisa disimpan dalam bentuk persediaan. Artinya, jasa tidak bisa disimpan, dijual kembali kepada orang lain, atau dikembalikan kepada perusahaan tempat konsumen membeli jasa.
___________________________________________________________________________________
Setelah Mengetahui apa itu Perusahaan Jasa. Sesuai dengan judul artikel kali ini maka saya akan membahas tentang Laporan Analisis Keuangan, tapi terlebih dahulu kita lihat apa saja sih Aspek - aspek yang ada dalam perusahaan untuk membuat laporan keuangan.
1. Rasio
Likuiditas
Adalah menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih
A. Current Ratio
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki.
Current Ratio = Aktiva Lancar x 100 %
Hutang Lancar
=6.625.476.341 / 10.234.566.366
= 0,64 atau 64%
Interpretasi : kemampuan untuk membayar utang yang segera harus
dipenuhi
dengan aktiva lancar. Setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin oleh
aktiva lancar Rp 0,64.
B.
Cash Ratio (Ratio of immediate solvency)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan
yang disimpan di Bank.
Cash = Kas x 100%
Hutang Lancar
= 1.268.899.036 / 10.234.566.366
= 0,12 atau 12%
Interpretasi : kemampuan untuk membayar hutang yang segera
harus dipenuhi
dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat
segera diuangkan.
Setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin oleh kas dan efek Rp 0,12.
C. Quick (Acid test) Ratio
Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
yang lebih likuid.
Hutang Lancar
= 1.268.899.036 +( 1.011.118.566 + 648.706.188 + 312.500.280) /
10.234.566.366
= 0,31 atau 31%
Interpretasi : kemampuan untuk membayar utang yang segera harus
dipenuhi
dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets).
Setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin oleh quick assets Rp 0,31.
2.
Rasio Solvabilitas
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur
perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam
dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan
indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank)
a.Total debt to total asset ratio (Rasio Hutang terhadap Harta)
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang
jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan
berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang.
Total Debt TER = Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang x 100%
Modal Sendiri
= 27.529.315.506 / 39.473.742.904
= 0,69 atau 69%
b. Total Debt to Equity Ratio (Rasio hutang terhadap
Equitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibanya .
Total Deb to Total Asset Ratio = Total Hutang X 100 %
Total Aktiva
Total Aktiva
= 10.234.566.366 / 21.514.997.088
= 0,47 atau 47 %
3. Rasio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau
keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Yang termasuk dalam
ratio ini adalah :
a. Gross Provit Marjinal (margin
laba kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan
Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba
kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Gross Profit Margin = Laba kotor x 100 %
Penjualan
= 2.037.451.918 / 211.054.867
= 9,65%
b. Net Profit Marginal (margin laba
bersih)
Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih
sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak x 100 %
Penjualan Bersih
= 508.763.944 / 39.473.742.904
= 0,012 atau 1,2%
c. Earning Power of Total
Invesment
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan netto.
EPTI = Laba sebelum pajak x 100 %
Total aktiva
= 154.568.739 / 39.473.742.904
= 3,91%
d. Return of Equity (pengembalian
atas equitas)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari
modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik
saham biasa maupun saham preferen.
ROE = Laba setelah pajak x 100 %
Equitas pemegang saham
= 6.943.212 / 21.514.997.088
= 3,22%
Kesimpulan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar